Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Utara

Alasan Desakan Warga, Proyek Pembangunan Parit Nagalori Sibuntuon Dikerjakan dari Dana Pinjaman

×

Alasan Desakan Warga, Proyek Pembangunan Parit Nagalori Sibuntuon Dikerjakan dari Dana Pinjaman

Sebarkan artikel ini

Views: 67

SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Pembangunan parit di Nagori (desa) Sibuntuon, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara terkesan asal -asal. Pengerjaan proyek parit tersebut juga tanpa adanya papan plank proyek.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Pantauan Japos.co dilapangan, Jumat (26/5/2023) Jon Simarmata, yang mengaku sebagai Maujana Nagori mengatakan bahwa DD tahap 1 untuk Nagorinya belum cair, namun akibat desakan warga maka proyek tersebut dikerjakan dengan menggunakan dana pinjaman.

“Sumber anggaranya dari DD 2023 tahap 1, karena blum cair namun didesak warga, kita kerjakan dengan dana pinjaman,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Japos.co mempertanyakan siapa Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Jon Simarmata mengaku tidak mengetahui.

Dikatakannya bahwa yang terpenting parit tersebut segera dibangun karena sifatnya mendesak.

Terkait berapa biaya yang dianggarkan untuk pembangunan proyek tersebut, salah seorang pekerja yang mengaku berasal dari luar Nagori Sibuntuon mengaku tidak mengetahui, namun menurutnya parit tersebut type 60x60x50 dengan panjang pasangan sekitar 226 meter.

Dari pantauan di lokasi proyek, batu yang di gunakan diduga batu bekas.

Sementara Ketua Maujana Jon Simarmata saat dikonfirmasi Japos.co yang saat itu masi berada di lokasi terkait batu yang digunakan membantahnya.

Menurutnya, bahwa batu yang digunakan untuk pembangunan proyek parit tersebut adalah bukan batu bekas.

“Mana batu bekas itu bang, itu kami beli dari panglong,” ujar Jon Simarmata.

Sementara informasi yang diperoleh dari warga yang tidak ingin namanya disebut, mengatakan bahwa warga setempat tidak diberdayakan atau tidak dilibatkan dalam pekerjaan tersebut.

“Pekerjanya semua dari luar desa ini, warga disini tidak dilibatkan dalam pekerjaan ini,” ujarnya dengan kesal.

Lanjut warga. pengerjaan parit asal-asalan, disamping tidak punya pondasi, campuran semen dan pasirnya juga diragukan tidak sesuai standart. Bahkan jenis padas yang digunakan tidak sama sehingga patut diduga menggunakan material bekas.(Zul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *