BANJAR, JAPOS.CO – Diantara produk UMKM Kota Banjar, Jawa Barat yang tetap bertahan meski di tengah pandemi, adalah tas rajut handmade pesantren. Bahkan, produknya sudah terjual hingga ke Amerika dan Timur Tengah. Tas rajut handmade itu memiliki brand Ummi yang diprakarsai pada tahun 2018 oleh Enung Kusnaeni (56) bersama beberapa orang tua santri Pesantren Al-Kasysyaf.
Awalnya, membuat tas rajut hanya sekadar mengikuti tren di kalangan ibu-ibu terutama orang tua santri. Seiring berjalannya waktu, produk kerajinan tas rajut ini mulai dikenal di kalangan para guru Raudhatul Athfal (RA) di Kota Banjar sampai menjadi tren di kalangan pengurus Dharma Wanita Kantor Kementerian Agama Kota Banjar.
Potensi pasar yang baik tersebut dijadikan peluang usaha bagi pasangan Rahmi Fauziah Salma (30) dan Fahd Leopard (31) putra dari Enung Kusnaeni dengan mengikutsertakan tas rajut Ummi pada kegiatan seleksi One Pesantren One Product (OPOP) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas KUKMP Kota Banjar. “Di tahun yang sama, produk tas rajut Ummi ditunjuk Dinas KUKMP Provinsi Jawa Barat dan mendapat kesempatan mengikuti event pameran produk di Kota Medan Sumatera Utara pada tahun yang sama,” ungkap Fahd Leopard kepada tim Jaya Pos.
Untuk menjaga kualitas, lanjutnya, tas rajut Ummi diproduksi secara terbatas berdasarkan pesanan dari customer. “Karena sistem pemasaran made by order tersebut tas rajut Ummi jadi memiliki kesan exclusive and private edition,” tambahnya.
Tas rajut Ummi dipasarkan dengan harga terjangkau. Hingga saat ini produk tas rajut Ummi sudah menjangkau beberapa kota di pulau Jawa, NTB dan Sumatera, bahkan pernah dijadikan souvenir untuk dikirim ke Amerika dan Oman. “Untuk model dan kualitas, kami berani bersaing dengan brand terkenal. Itu juga berdasarkan testimoni dari customer kami lho,” kata Rahmi Fauziah Salma, marketing tas rajut Ummi, produk UMKM Kota Banjar, Jawa Barat. (Mamay)