CIAMIS, JAPOS.CO – Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, mengingatkan siswa maupun guru untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski berada di luar sekolah karena khawatir terjadi penularan COVID-19 yang akhirnya sekolah bisa kembali ditutup.
“Terutama dalam penerapan prokes, misalnya di sekolah disiplin, tapi ketika keluar sekolah buka masker, ini yang harus terus diedukasi,” kata Kepala Dinas PendidikanKabupaten Ciamis, Dr. Asep Saeful Rahmat, S.IP,M.Si, Senin, (4/10)
Kadisdik menuturkan hampir tujuh pekan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka sudah dilaksanakan di Kabupaten Ciamis dengan berupaya mematuhi prokes seperti membagi waktu belajar agar tidak terjadi kerumunan siswa. Selain itu, Disdik Ciamis setiap pekan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka yang hasilnya siswa tetap semangat belajar meskipun ada batasan dalam pelaksanaannya. “Kita ini setiap pekan melakukan evaluasi, sampai saat ini anak-anak tetap semangat,” tutur Asep.
Kadisdik mengungkapkan hasil evaluasi selama tujuh pekan tidak dilaporkan muncul klaster penularan COVID-19 di sekolah. Sebelumnya, pemerintah daerah khawatir dibukanya sekolah untuk kegiatan belajar mengajar bisa terjadi penularan COVID-19, namun hasilnya kasus di Kabupaten Ciamis justru terjadi penurunan. “Sudah hampir tujuh pekan, tidak ada laporan munculnya klaster sekolah, kami juga sebenarnya khawatir, ada informasi di beberapa daerah ada klaster sekolah, tapi alhamdulillah kami tidak ada laporan,” ungkap Asep.
Kadisdik menyampaikan Disdik Ciamis terus mendorong pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi kalangan pelajar usia di atas 12 tahun untuk mewujudkan kekebalan kelompok. “Kita sampai saat ini terus gencar untuk kegiatan vaksinasi khusus bagi pelajar,” kata Asep.
Saat ini, kata Kadisdik, sedikitnya 65 persen siswa SMP di tatar galuh Ciamis sudah menjalani vaksinasi Covid-19. Diharapkan hingga akhir Bulan November 2021 sudah mulai terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) di lingkungan pendidikan. “Saat ini berdasarkan data hari Senin (4/10) sudah mencapai 65 persen. 20.803 siswa SMP yang sudah menjalani vaksinasi dari 36.843 siswa SMP. Sisanya sekitar 15.742 siswa terus dikebut untuk divaksin,” kata Asep.
Hingga saat ini, tutur Kadisdik, kegiatan vaksinasi di sekolah masih terus berjalan. Dengan demikian, diharapkan pada akhir November, semua sudah divaksin. Vaksinasi tersebut tidak hanya untuk siswa, tetapi juga guru dan tenaga kependidikan. “Kami optimis vaksinasi untuk SMP dapat dituntaskan hingga akhir Bulan November ini. Tidak hanya siswa juga kalangan guru dan tenaga kependidikan selesai divaksin. Dengan demikian akan terbentuk kekebalan kelompok di lingkungan pendidikan. Untuk guru mencapai 98 persen yang sudah divaksinasi sisanya yang 2 persen lagi karena memiliki penyakit bawaan dan sedang hamil, “ tutur Asep.
Untuk jenjang SD masih belum memiliki data siswa usia diatas 12 tahun yang sudah divaksin. Namun demikian, seluruh sekolah diminta untuk segera melaporkan kegiatan vaksin bagi siswa yang sudah memenuhi syarat tersebut. Dengan demikian, kondisi semua siswa dapat terpantau. “Kalau untuk siswa SD usia 12 tahun memang belum terdata semua. Jumlahnya sedikit. Sampai saat ini kan vaksinasi rekomendasinya baru diterapkan untuk 12 tahun ke atas,” jelas Asep.
Berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, kata Kadisdik sedang berjalan. Tim monitoring bersama dengan Satgas rutin melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di sekolah. “Monitoring prokes juga tetap berjalan. Ketika ada yang mulai abai, langsung diingatkan. Jadi pemantauan tidak hanya di lapangan saja, akan tetapi juga saat PTM,” kata Asep.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, H. Tatang mengatakan pemerintah bersama dengan seluruh elemen terkait di Ciamis terus gencar melakukan vaksinasi terhadap pelajar. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah munculnya kluster sekolah, sekaligus membentuk herd community. “Sejak PTM tanggal 30 Agustus 2021, sampai saat ini tidak ditemukan kluster sekolah di Ciamis. Mudah-mudahan kedepannya tidak ada. Makanya sekolah harus tetap perketat protokol kesehatan,” pungkasnya. (Mamay)