JAKARTA, JAPOS.CO – Berkat rahmat Allah di tengah perjuangan memutus pandemi Covid-19, tak terasa sudah masuk 20 Ramadhan. Periode 10 hari terakhir saat Allah akan menyelamatkan yang menjalankan ibadah puasa dari siksa api neraka. Tentu, Ramadhan kali ini terasa sangat berat karena harus menjalankan social distancing dan pshysical distancing. Yakinlah, dua kemenangan sekaligus akan diraih bila dilakukan dengan sabar, ikhlas, disiplin, dan tawakkal: meraih kemenangan Ramadhan dan memenangkan perjuangan melawan wabah Corona.
“Ketika memasuki 10 akhir Ramadhan, Nabi mengencangkan sarung, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah. Tentunya, dalam konteks kita saat ini semua ibadah dilakukan di rumah saja. Selain meraih kemenangan Ramadhan, kita juga akan memenangkan perjuangan melawan Covid-19,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof Dr KH Ma’ruf Amin dalam pesan tausiahnya yang dilakukan dari rumah dinas Wapres.
Salah satu kemuliaan 10 hari terakhir Ramadhan adalah datangnya Lailatul Qodar sebagai ganjaran bagi yang beribadah dengan khusu’. Para malaikat turun mendoakan hamba Allah yang melakukan amal kebaikan. Karena itu umat Islam diharapkan memperbanyak amal kebaikan agar meraih keutamaan Lailatul Qadar.
“Malam (Lailatul Qadar) itu istimewanya apa? Malaikat turun ke bumi, tanazzalul malaaikatu warruuhu fiihaa biidzni rabbihim min kulli amr. Malaikat turun ke bumi, ingin melihat sesuatu yang tidak ada di langit,” kata Wapres KH Ma’ruf Amin.
Para malaikat ingin melihat tangisan orang-orang yang bertaubat menyesali segala perbuatan dosanya baik dosa besar maupun kecil. “Salah satu yang ingin dilihat itu adalah, tangisan orang-orang yang merasa berdosa, aniinul mudznibiin. Sebab, Allah lebih mencintai tangisan orang yang berdosa daripada orang yang berteriak melantunkan tasbih (tetapi sombong), La aniinul mudznibiin ahabbu ilayya min zajlil musabbihin,” ujar Wapres.
Rintihan tangis orang-orang yang berdosa inilah yang tidak ditemukan para malaikat di langit, sehingga mereka berduyun-duyun turun ke bumi untuk mendengarkan suara yang paling dicintai Allah tersebut. Malaikat juga ingin orang kaya yang membagikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan.
“I’tinaaul aghniya lil fuqoro, bagaimana orang-orang kaya membagi-bagikan hartanya untuk memberi makan orang miskin,” ungkap Wapres.
Apalagi berbagi dalam keadaan sulit seperti saat ini karena adanya wabah Corona Virus Disease-2019 yang sangat berdampak pada masyarakat miskin. “Malaikat turun bergelombang menyalami orang-orang yang beribadah pada malam itu, mendoakan, menyampaikan keselamatan dan keberkahan sampai pagi,” Wapres memaparkan.
Wapres juga menjelaskan beberapa keutamaan lain Lailatul Qadar, seperti memberikan pahala kebaikan pada malam itu sama dengan pahala beribadah selama seribu bulan, memberikan pengampunan dan keberkahan yang besar, serta mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan.
“Oleh karena itu, marilah kita menjadikan Lailatul Qadar ini malam yang kita hidupkan sesuai dengan anjuran Rasulullah untuk berdzikir, membaca Al-Qur’an dan juga memohon kepada Allah agar bangsa ini diselamatkan dari Covid-19,” pungkas Wapres.
Selain menjelaskan soal keutamaan lailatul qodar, Wapres juga memberikan tips untuk meraih kemenangan melawan Covid-19 di tengah ibadah Ramadhan yang dilakukan di 10 hari terakhir. Iman-imun-aman-amin.
Iman dilakukan dengan meyakini wabah Covid-19 akan bisa diatasi dan dapat dilalui dengan baik. Imun dapat dijalankan dengan menjaga kesehatan, mengonsumsi vitamin, dan melakukan olahraga secara teratur. Selanjutnya, Aman dapat dicapai dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan tidak berkumpul di tempat yang ramai. Terakhir yakni, Amin adalah dengan memanjatkan doa kepada Allah. “Yakinlah dengan kemuliaan lailatul qodar dan ibadah kita yang meningkat di 10 hari terakhir akan ikut membantu mengetuk pintu langit agar perjuangan melawan Covid akan kita menangkan. Dan, kelak kita (masyarakat di seluruh dunia) akan membangun peradaban baru paska Covid-19,” Prof Dr KH Maruf Amin mengakhiri.(Tim)