PASAMAN, JAPOS.CO – Bencana alam banjir bandang yang terjadi pada tanggal 15 Februari 2020 lalu menyisakan banyak duka bagi masyarakat Nagari Muaro Sei Lolo Kecamatan Mapattunggul Selatan Kabupaten Pasaman.
Pasalnya, banjir yang terjadi memakan 1 korban jiwa, merusak rumah, tempat tinggal dan perkebunan masyarakat bahkan longsor pada tebing bukit tepi Sungai Lolo yang mengakibatkan berubahnya aliran air sungai sehingga mengancam persawahan warga dan pemukiman.
Pj Nagari Muaro Sungai Lolo Abu Bakar Tarmizi kepada Japos.co menjelaskan bahwa longsor yang terjadi di tebing bukit tepi Sungai Lolo telah mengakibatkan berubahnya alur sungai sehingga mengarah ke persawahan warga.
Dirinya melanjutkan, akibat banjir bandang tersebut bendungan Lubuak Kanji tidak dapat lagi mengaliri sawah warga di Lubuk Kanji dan Kampung Gelanggang. “Bahayanya , bila tidak segera dialihkan maka akan mengancam pemukiman warga,” tuturnya, (12/05/20).
Safri, sekretaris Nagari Muaro Sungai Lolo yang juga warga asli Muaro Sungai Lolo menuturkan, sawah tersebut merupakan tempat satu-satu bagi warga bertani selama ini. “Bila sawah itu habis dimana lagi kami akan bercocok tanam,” ungkapnya.
Senada juga diungkapkan Zamri, pengurus Kelompok Tani Sawah Lubuk Kanji. “Saya sangat risau akan hal ini, bila air Sungai Lolo tidak segera dialihkan ke aliran semula tentu sawah kami akan habis, apa kami harus kembali berladang ke rimba,” tuturnya.
Pantauan Japos.co di lokasi, memang lahan persawahan warga kini kondisinya sangat memprihatinkan dan butuh penanganan yang cepat dari pemerintah daerah setempat, karena setidaknya 40 hektare persawahan terancam tidak dapat digunakan lagi dan juga mengancam pemukiman warga.(If)