KETAPANG, JAPOS.CO – Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, Maniri mengungkapkan, ayam potong menjelang lebaran Idul Fitri diprediksi akan melonjak atau naik hingga Rp 50 ribu/kg. Kenaikan tersebut diakibatkan, selain permintaan meningkat juga karena stok bibit ayam sedang kosong.
Meski demikian, menurutnya, harga ayam potong di Ketapang saat ini mengalami sedikit penurunan.
Diuraikan Maniri, untuk ayam cincang (setelah dipotong tanpa kaki) Rp 33 ribu/kg dimana sebelumnya Rp 35 ribu/kg. Untuk ayam tanpa bulu (setelah dipotong utuh satu ekor) Rp 23 ribu/kg, sebelumnya Rp 35 ribu/kg. Sedangkan harga ayam masih hidup Rp 20 ribu/kg, dimana sebelumnnya Rp 22 ribu/ekor. “Selain lock down, penurunan harga juga diakibatkan sejak bisnis rumah makan hanya diperbolehkan melayani nasi bungkus,” ujarnya.
Kekosongan bibit ayam mulai dirasakan para pedagang sejak 40 hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Kemudian kesulitan mencari bibit ayam semakin terasa setelah wabah Covid-19 melanda daerah ini.
“Biasanya, bibit ayam didatangkan dari Pontianak atau Pangkalanbun, dengan rata-rata 600 s/d 800 box per minggu (100 ekor per/box). Namun sekarang stok kosong dan bibit ayam terasa hilang dari peredaran,” kata Maniri, Selasa (5/5).
Menurutnya, seharusnya Ketapang bisa saja tidak mengalami kekurangan stok dan harga ayam tetap stabil apabila ada kebijakan untuk mendatangkan bibit dari Pulau Jawa atau tidak tergantung dengan Pontianak dan Pangkalanbun. Namun itu tidak dilakukan, karena terkait aturan main yang ada.
Izin dagang bibit ayam merupakan wewenang dan diatur pemerintah provinsi melalui Dinas Peternakan Provinsi Kalbar. Maka dari itu, ke depan, wewenang tersebut dapat diambi alih oleh kabupaten/kota. Selain mempermudah sektor pelayanan dan pengawasan, pihak asosiasi yang ada di daerah akan mudah untuk berkoordinasi.
“Di lain sisi, saya juga berharap pemerintah dapat melakukan pengawasan setiap bibit ayam yang datang ke Ketapang. Bibit yang datang harus berkualitas grade A, tidak sebatas grade B dan C,” tutupnya.(TM/Har)