Pasar Melati Ketapang Akan Dioperasikan Sebelum Bulan Ramadhan

Ketapang, JAPOS.CO – Pembangunan Pasar Melati Ketapang Kalimantan Barat yang menelan dana kurang lebih Rp. 2 Milyaran diperkirakan rampung dalam waktu 15 hari ke depan. Pasar ini dibangun guna merelokasi para pedangang yang sebelumnya berdagang di pasar Rangge Sentap.

“Insya Allah 10 hari sebelum Ramadhan Pasar melati sudah bisa difungsikan dan sekarang pengerjaannya tinggal finishing saja, ” kata Koordinator Pedagang Marzuki, Jum’at (3/4)

Menurutnya, ada 300an unit yang terdiri dari kios dan ruko dibangun di sana. Dengan rincian sebagai berikut; Untuk pembangunan kios pedagang ikan 74 unit, kios pedagang sayur dan buah sebanyak 100 unit dan sekitar 130 unit kios dan ruko untuk pedagang makanan, ayam, daging, pakaian dan sembako.

“Pembangunan pasar di atas tanah Pemerintah Daerah tersebut merupakan jawaban atas permintaan para pedagang agar mereka dipindahkan dari pasar yang lama (Pasar Rangga Sentap) ke pasar yang baru (Pasar Melati). Dimana, Pasar Rangga Sentap selama ini dinilai mereka sepi dari pengunjung sehingga para pedagang sering mengalami kerugian, ” terangnya.

Sementara sumber dana pembangunan pasar dijelaskan Marzuki, mereka melakukan swadaya. Untuk modal awal pembangunan mereka melakukan pinjam pakai dari salah seorang pengusaha yang juga pedagang di Pasar Rangga Sentap, sejumlah kurang lebih Rp 2 Milyaran.

Atas kesepakatan bersama, dana tersebut akan dikembalikan para pedagang dengan cara mengangsur masing-masing untuk kios Rp. 2 juta perunit selama-lamanya 1 (satu) bulan atau dua kali angsuran.

Sedangkan untuk Ruko, para pedagang dikenakan membayar dengan cara mencicil perbulan selama 1 tahun dengan jumlah total Rp.10 Juta per unitnya.

Menanggapi terkait adanya 15 pedagang ikan dan beberapa pedagang lainnya yang tidak mendapat lapak atau kios, Marzuki menjelaskan bahwa pihaknya bukan tidak membangunkan dan tidak mendata, namun hal itu dikarenakan para pedagang tersebut pada waktu itu berkeras tidak ingin pindah dari pasar lama.

Namun, seiring waktu berjalan, para pedangang yang tidak ingin pindah, berubah pikiran, mereka pun menyatakan akan pindah seperti 300 pedagang lainnya.

Menurut Marzuki, panitia pembangunan telah sepakat untuk membangun kios dan ruko sebatas pedagang yang bersedia untuk direlokasi. “Menjadi masalah, pembangunan pasar hampir rampung,” tambahnya.

Meskipun demikian Marzuki berjanji akan mencarikan solusi atas mereka yang belum mendapatkan kios atau ruko. Sesama pedagang dia berpendapat bahwa pedagang adalah saudara senasib dan sepenanggungan yang wajib untuk dilindungi.

“Insya Allah kita akan duduk bersama untuk mencari solusi, seperti membangun kios untuk yang belum dapat. Yang jelas, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,” terangnya.

“Hanya saja saya mohon maaf, mungkin pembangunan tersebut baru bisa dilaksanakan setelah lebaran. Puasa tinggal menghitung hari dan kita sekarang sedang menghadapi wabah virus corona, sehingga pergerakan juga terbatas,” pungkasnya.(TM/Har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *