Bangka Belitung, JAPOS.CO – Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Didit Srigusjaya menyikapi berbagai permasalahan yang harus dihadapi bersama dalam mengatasi pencegahan dan penanganan virus Corona.
“Maka DPRD, setelah kita mendengar masukan dari teman-teman IDI dan beberapa dokter, ternyata ada hal-hal yang perlu kita gerak cepat, contohnya ruang isolasi bagi yang belum positif (corona-red),” kata Didit usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang Banmus Dewan setempat, Senin (23/3).
Setelah mendengarkan masukan tersebut, Didit mengakui bahwa Babel saat ini memang butuh ruang isolasi bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk mendapatkan penanganan medis secara intensif.
“Ada berbagai usulan untuk pengadaan ruang isolasi selain di rumah sakit, bahkan saran saya yang lebih efektif adalah tempat diklat kita itu dan telah disetujui oleh IDI dan tim medis,” ungkapnya.
Selain itu, disampaikan Didit, pihaknya bersama eksekutif juga menganggarkan ruang pendeteksi atau body cleaner di sepuluh tempat, yakni, dua di bandara dan delapan di pelabuhan.
“Jadi bagi orang-orang yang masuk ke Bangka Belitung harus masuk ke ruang pendeteksi khusus, sehingga virus tersebut dalam waktu singkat bisa dideteksi,” ujarnya.
Oleh karena itu, dijelaskan Didit, anggaran 25 miliar rupiah yang sebelumnya telah disetujui tidak cukup untuk mengakomodir semuanya, sehingga ia meminta eksekutif untuk melaporkan anggaran tambahan sesuai dengan yang dibutuhkan.
“Maka kita minta kepada Bapak Gubernur, pemerintah daerah segera rapatkan barisan untuk segera menginventarisir mana-mana yang belum terakomodir untuk penanganan virus ini, anggaran 25 miliar ternyata hanya untuk hal-hal yang sifatnya, misalnya penyemprotan disinfektan,” tuturnya.
“Tapi ada yang belum, kita butuh ruang isolasi, kita tanya (kepada IDI Babel dan tim medis-red), jika misalnya ada masyarakat yang terindikasi positif, apakah ruang penanganannya sudah representatif, kita berharap jangan sampai ada yang positif,” imbuhnya.
Pihaknya juga berharap, sore ini sudah ada anggaran untuk mana saja yang dibutuhkan demi mewujudkan Babel benar-benar bebas dari permasalahan ini.
Tidak hanya itu, diutarakan Didit, berdasarkan masukan dari para anggotanya, sehingga DPRD Babel meminta kepada Gubernur Erzaldi agar membuat surat atau kebijakan sementara menutup pintu masuk ke Babel.
“Tetapi kebijakan itu harus di porsi lagi kepada semua instansi, kebijakan ini kan tidak semudah itu, karena harus meminta masukan dan saran dari berbagai komponen masyarakat maupun instansi, maka kita berharap ini harus benar-benar segera diwujudkan,” tandasnya.(Oby)