Labuhanbatu, JAPOS.CO
Benny Limbong bersama keluarganya terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumahnya yang terletak di Simpang Mangga Bawah Jalan AMD Gang Keluarga Komplek Masjid Syukron Lingkungan Purwodadi C Kelurahan Bakaranbatu Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Suamatera Utara karena rumahnya digenangi air hampir selama tiga bulan.
Saat bertemu dengan wartawan Beni Limbong Sabtu (15/2/2020) menyampaikan ” susah kali hidup kami sekarang pak, kami terpaksa menyewa rumah, padahal kami punya rumah walau pun sederhana” jelas Beni Limbong.
Beni Limbong juga mengaku hampir tiga bulan tinggal dirumah kontrakan karena sampai sekarang rumahnya masih tergenang akibat areal seputar rumahnya ditimbun pemilik tanah.
Menurut Beni Limbong, akibat penimbunan tanah disekelilingnya sehingga tidak ada lagi pembuangan air dan mulai awal bulan Dember 2019 sampai sekarang tetap banjir dan pekarangan rumah kami dijadikan masyarakat tempat memancing ikan gabus, jelasnya.
“Sudah ada beberapa warga datang memancing ikan ke halaman rumah kami itu dan memang dapat ikan gabus. Belum besar memang, tapi lumayanlah,” sebut Benny Limbong dan isterinya, Yenny Yuslida.
Awalnya, kata Benny, ia bersama isteri dan 2 anaknya sempat bertahan tinggal di rumah yang tergenang tersebut sampai awal Januari 2020. Tapi karena air yang masuk ke rumah semakin tinggi dan di dapur sudah setinggi lutut orang dewasa, mereka terpaksa cari kontrakan dan pindah.
“Kami takut demam berdarah (penyakit DBD/demam berdarah dangue). Demi kesehatan anak-anak yang masih kecil, terpaksalah kami mengungsi dan ngontrak di perumahan Puri Manunggal, kira-kira 500 meter dari rumah,” kata Benny Limbong dan isterinya.
Sampai saat ini mereka masih harus mengungsi di rumah kontrakan. Tantangan dan beban hidup mereka semakin berat. Selain bayar angsuran rumah yang terendam, terpaksa juga harus bayar sewa rumah kontrakan yang mereka tempati mengungsi di perumahan Puri Manunggal, sekitar 500 meter dari rumahnya. Lain lagi perabotan rumah, pintu rumah dan lantai yang sudah rusak karena sudah hampir 3 bulan terendam dan halaman rumah sudah seperti hutan.
Menurutnya, masalah ini telah bolak balik dilaporkan ke Kepling, lurah dan camat. Namun belum ada tindakan nyata. Memang, katanya, Lurah Bakaranbatu dan Kepling sudah dua kali turun ke lokasi, tetapi masih hanya melihat keadaan sebenarnya.
“Setelah 3 kali kami sampaikan keluhan kami, tanggal 3 Februari, lurah dan Kepling turun, tapi cuma melihat lokasi. Kemudian besoknya datang lagi bawa Babinsa dan orang PU, juga hanya meninjau. Kata orang PU harus pakai alat berat untuk mengeruk timbunan tanah itu, dan saya disuruh harus menyiapkan uang Rp5 juta untuk menyewa beko. Tapi karena saya nggak ada uang, Lurah suruh saya bawa semua marga Limbong menggali timbunan tanah itu,” keluhnya.
“Saran camat beda lagi saat kami jumpai ke rumahnya. Camat menyuruh saya menyurati bupati, tembusannya lurah dan camat. Makanya sudah saya antar suratnya ke kantor bupati. Dalam surat itu, saya dan 15 warga tetangga yang perihatin dengan kondisi ini, memohon bantuan Bupati menyelesaikan masalah ini dan meminta Bupati membangun parit mulai dari depan rumah sampai ke parit pembuang sepanjang 400 meter. Kalau pemilik tanah yang menimbun rawa itu mau, tapi harus ikut juga tanah 3 orang lagi yang disebelahnya,” sebutnya.
Ia berharap ada solusi dan tindakan nyata dari pemerintah membatunya sebagai warga yang sedang ‘terjepit’. “Tolonglah saya, Pak! Bantulah saya menyelesaikan masalah ini. Untuk menyewa beko, jelas saya nggak punya uang. Kondisinya saya terjepit! Karena sudah 3 tahun lebih kami tinggal di rumah itu tidak pernah banjir dan tergenang, setelah pemilik tanah itu menimbun tanahnya yang rawa, maka rumah kami tergenang karena air tidak bisa keluar,” ujarnya memohon bantuan pemerintah.
Sementara, Lurah Bakaranbatu Kecamatan Rantau Selatan, Ardy Juliandi Dalimunte saat dikonfirmasi, menyebut solusinya mendatangkan alat berat.
“Kita sudah ke lapangan bersama Kepling, Babinsa, staf kelurahan dan juga masyarakat sekitarnya. Solusinya, yaitu mendatangkan alat berat, dan kepala alat berat dinas terkait juga sudah kita hubungi dan turun ke TKP. Permasalahannya biaya yang cukup besar. Permasalahan ini juga sudah sampai ke camat. Mudah-mudahan segera selesai,” sebut Ardy melalui pesan WhatsApp. (At)