Lahat, JAPOS.CO – Ratusan masa mewakili 5 forum Desa di Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat mendatangi PT Primanaya Energi Lahat yang berlokasi di Desa Kebur. Kedatangan masa tersebut atas permasalahn adanya 47 tenaga kerja security yang berasal dari daerah lain. Selain itu PT CHD Sup Batu Bara dan PT Primanaya merekrut pekerja secara diam-diam tanpa melibatkan masyarakat desa di wilayah tersebut, Kamis (23/1)
Dalam orasinya masa menuntut antara lain:
1.Kami menuntut tenaga kerja yang ada disini adalah putra daerah dari 5 desa
2.Perusahaan secara diam-diam melaksanakan pengrekrutan
3.Keluarkan pekerja Sup Con PT Virtus yang bekerja karena tidak terdapat warga kami
4.Yang bekerja di perusahaan adalah 60% putra daerah dan 40% silahkan dari pihak perusahaan
5.Kami merasa kecewa dengan pihak p[erusahaan yang secara langsung mendatangkan tenaga kerja dari luar
6.Security adalah tenaga kerja non skill yang bias mengambil dari putra daerah
Menangapi tuntutan warga, pihak perusahaan yang diwakili Beni menyampaikan perusahaan PLTU ini akan di jadikan objek vital nasional sehingga ada tuntutan tenaga keamanan harus memiliki sertifikasi.
“Untuk tenga kerja yang di datangkan karena 47 orang kami cuma di berikan waktu satu minggu untuk memenuhi syarat standar prusahaan opjek vital nasional, ada pun mengenai tenaga kerja apa bila sudah siap maka kami akan di audit sehingga kebutuhan tersebut terpenuhi, “ terang Beni.
Dikesempatan yang sama perwakilan PT Virtus menambahkan hahwa proses tender ini memakan waktu singkat sehingga pihaknya membutuhkan tenaga kerja instan dan siap pakai, perekrutan pertama pada tanggal 30 des 2019 yaitu sudah 30 orang terdiri 14 orang dari putra daerah 16 dari luar karena kebutuhan SDM.
“Untuk 47 orang, kami tidak bisa memenuhi tuntutan warga untuk mengembalikan mereka, kebijakan kami akan menabah 15 orang dari desa sekitar, “ ujarnya
Setelah pihak perusahaan menerima perwakilan masa keputusan dari masyarakat tidak menerima keputusan apa yang disampaikan perusahaan dan tetap pada tuntutannya agar seluruh pekerja non skill adalah warga. Namun hingga pertemuan kedua dilakukan akhirnya pihak perusahaan bersedia menerima tuntutan bahwa 60% bagi tenaga local dan 40% tenaga dari perusahaan dengan presentase dari 37 orang adalah 22 tenaga local .
“22 orang terlebih dahulu yang bekerja sisanya menyusul seiring jalan namun untuk 47 security tetap akan bekerja seperti biasa hingga menungu pergantian recruitment, ” terang perwakilan perusahaan.
Sebagai informasi aksi tersebut dikawal pihak kemanan Polri dan TNI hingga berjalan dengan aman,(Jamal/Mar)