Dyna Ahmad, SN : Permainan Intelijen?, Sunda Empire Tidak Besar

Bandung, JAPOS.CO – Munculnya fenomena bangkitnya  kelompok-kelompok yang mengatasnamakan seolah-olah kerajaan atau kekuatan tertentu akhir-akhir ini bisa saja suatu permainan intelijen. Lihat saja munculnya kelompok yang mengatasnamakan Sunda seperti Sunda Empire. Hal ini dikatakan Wakil Ketua Bamus Sunda, Dyna Ahmad, SN kepada Japos.co, di kantor Dinas Pendidikan Jabar, Jl Dr Rajiman 6, Bandung (23/1).

“Bisa saja ini semua sebuah permainan intelijen untuk kondisi tertentu. Untuk itu menurut saya tidak perlu dibahas terus atau dibesar-besarkan. Mereka tidak besar kok. Ini hanya segelintir orang bermimpi dan masyarakat menjadi bingung. Ini kok sampai ada salah satu stasiun TV yang memberi panggung mereka apa tujuannya. Ini pasti ada sosok pengendali dibelakang ini semua. Bayangkan disebut-sebut ada anak tokoh nasional ikut bergabung dan diberi pangkat Letnan Jenderal, ada akademisi, bahkan mantan pejabat Pemerintah Kota Bandung. Pihak berwajib harus menelisik siapa dibalik ini semua, ” tandas pria yang akrab disapa Kang Dyna ini.

Lebih jauh Kang Dyna juga mewanti-wanti agar masyarakat tidak mau dibodoh-bodohi oleh para petualang tak jelas seperti itu. “Nama Sunda paling laku untuk dicatut. Khusus Sunda Empire kok tokohnya orang Aceh dan Jawa. Ini kan keterlaluan. Sunda apa maksudnya? Sunda etnis, Sunda geografis atau Sunda filosofis. Mereka tidak bisa seenaknya mencatut nama Sunda. Sudahlah jangan sampai mereka menjadi besar karena selalu dibesar-besarkan oleh media,” tegas Kang Dyna yang juga Ketua Umum Yayasan Chandra Sangkala Sunda.

Kang Dyna menghimbau, agar media tidak lagi melakukan ekspos berlebihan terhadap mereka agar masyarakat bisa tentram dan tidak kebingungan. “Jawa Barat adalah Provinsi yang sangat strategis dan berpenduduk paling banyak jaraknya pun hanya sejengkal dari ibukota negara. Bila ada hal-hal aneh yang berpotensi untuk mengganggu stabilitas tentunya harus dengan cepat diberesin saja. Apa motif dibalik ini semua ada kerajaan Selacau, Sunda Empire, terakhir saya dengar muncul lagi di Garut Kerajaan Kandang Wesi. Bila kita dibodoh-bodohi oleh fenomena gila seperti itu, kasus–kasus besar korupsi sperti Jiwasraya dan Asabri bisa dilupakan masyarakat karena teralihkan oleh informasi gila seperti ini,” pungkasnya.

Sementara Kepolisian Daerah Jawa Barat memeriksa delapan saksi, termasuk dua orang dari perkumpulan yang mengklaim sebagai induk bangsa kerajaan-kerajaan di dunia itu. “Penyidik Ditreskrimum Polda Jabar telah melakukan langkah-langkah penyelidikan dan telah memeriksa 8 orang saksi,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Saptono Erlangga kepada wartawan, Kamis (23/1)

Saptono mengatakan salah satunya yang diperiksa sebagai saksi adalah Nasri Banks. Nasri ini, lanjutnya adalah merupakan salah satu petinggi Sunda Empire yang mengaku menjabat sebagai Grand Prime Minister.

“Saat diperiksa Nasri Banks bersikukuh bahwa kekaisaran Sunda itu benar adanya. Dia meyakini bahwa kekaisaran Sunda ini membawahi berbagai kerajaan di dunia termasuk Kerajaan Inggris. Dia masih bersikukuh meyakini sistem Sunda Empire,” kata Saptono.

Klaim Sunda Empire memang tidak tanggung-tanggung. Petinggi Sunda Empire, Raden Rangga menyampaikan sejumlah klaim tentang sejumlah tokoh dunia. Mulai dari Jack Ma, Bill Gates, Ratu Inggris Ratu Elizabeth II, hingga istri Presiden AS Donald Trump, Melania Trump.

Soal Jack Ma dan Bill Gates, Raden Rangga menyebut keduanya sebagai pembina Sunda Empire. Dia mengklaim dua tokoh itu memberikan arahan kepada Sunda Empire terkait banyak hal di antaranya soal keuangan.

“Otomatis, dia (Jack Ma) gabung sama kami sama Bill Gates. Kami anggap jadi pembina dalam pembuatan empire system,” ujar Raden Rangga seperti diberitakan detikom.@lf

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *